Kurangnya apresiasi dan feedback
Apresiasi dapat dimulai dari hal kecil seperti mengingat nama karyawan, mengucapkan terima kasih, memberikan pujian, dan bahkan penghargaan atas kinerja karyawan. Tidak hanya apresiasi melainkan juga feedback sehingga karyawan tahu apa yang bisa diperbaiki dari pekerjaannya.
Apa itu Employee Turnover?
Employee turnover merujuk pada jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan pada periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Yang termasuk dalam perhitungan yaitu mereka yang mengundurkan diri atau resign, yang diberhentikan secara sepihak oleh perusahaan atau kena lay off, terminasi, pensiun, transfer lokasi, atau bahkan juga kematian. Turnover berbeda dengan atrisi. Ketika menghitung atrisi, pengurangan SDM dan terminasi tidak dihitung. Perusahaan sering menghitung laju employee turnover mereka sebagai sarana untuk memprediksi dampaknya pada produktivitas, layanan konsumen, atau bahkan semangat kerja karyawan.
Masalah antar karyawan
Adanya persaingan tidak sehat dan budaya kerja yang tidak baik dapat membuat karyawan kurang termotivasi dan hilang fokus dalam bekerja sehingga memilih ke luar dari perusahaan tersebut. Terlebih jika atasan tidak dapat bersikap netral dan dipandang lebih berat ke salah satu pihak yang menyebabkan lingkungan kerja menjadi tidak kondusif.
Apa itu Turnover Karyawan?
Turnover adalah tingkat perputaran suatu variabel sedangkan turnover karyawan adalah tingkat perputaran pergantian karyawan dalam suatu periode tertentu. Turnover rate merupakan angka persentase yang menunjukkan tinggi rendahnya perputaran tersebut. Angka turnover yang tinggi berdampak buruk bagi perusahaan baik secara internal maupun eksternal. Keuangan dan reputasi perusahaan pun akan ikut terganggu dengan adanya pergantian karyawan yang terlalu cepat. Baca lebih lanjut untuk mengetahui penyebab, dampak serta tips mencegah turnover tinggi.
Keterikatan yang Lemah dengan Visi dan Tujuan Perusahaan
Seiring dengan pertumbuhan karir, orang ingin pekerjaan mereka memiliki tujuan, dan idealnya, untuk melihat bagaimana masukan khusus mereka membawa perubahan menjadi lebih baik bagi seluruh organisasi.
Seringkali, karena kurangnya pemahaman tentang peran keterikatan dan komunikasi yang buruk di dalam perusahaan, orang-orang akan mulai merasa pekerjaan mereka tidak ada artinya dan dengan demikian mencari peluang kerja lain di tempat lain, berkontribusi pada pergantian karyawan secara sukarela.
Solusi: Buat lebih banyak transparansi kepada karyawan.
Untuk mengatasi masalah ini:
Dampak Turnover Karyawan Tinggi pada Kinerja Perusahaan
Ketika perusahaan merekrut seorang karyawan, tentunya ada biaya yang dikeluarkan. Mulai dari biaya iklan lowongan kerja, pelatihan kompetensi, kompensasi, tunjangan, dan biaya lainnya. Apabila angka turnover tinggi, artinya perusahaan harus kembali mengeluarkan biaya-biaya tersebut dari awal. Namun, jika perusahaan memilih untuk mencari karyawan berpengalaman biasanya gaji yang diharapkan pun juga cenderung tinggi.
Tidak hanya dari segi biaya, perusahaan juga rugi dalam hal waktu karena proses rekrutmen yang cukup panjang terlebih untuk posisi krusial seperti high level position. Proses training dan adaptasi karyawan baru pun juga turut memakan waktu karena mereka harus menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan dan sebaliknya.
Tidak ada pengembangan karir yang jelas
Karyawan kemungkinan besar akan lebih memilih perusahaan dengan potensi pengembangan karir yang ditandai dengan jenjang karir beserta kriteria yang jelas. Tidak jarang mereka mencari perusahaan startup karena lebih fleksibel dan jenjang karir yang lebih tinggi cenderung lebih mudah digapai dibandingkan perusahaan korporat.
Fase Turnover Karyawan yang Harus Dipahami
Cara menghitung tingkat turnover karyawan perusahaan ini mempunyai efek jangka panjang yang harus diketahui oleh semua pihak. Mulai dari HR, pengusaha, manager, sampai supervisor bahkan, ke kapten.
Semua harus mengalami evaluasi bila angkanya menunjukkan prosentase sangat tinggi diatas 50%. Hasil tersebut menjadi sebuah alarm keras. Pada prosesnya ada beberapa poin yang perlu dimengerti.
Mulai dari awal masuk, biasanya mereka merasa senang karena, mendapatkan pekerjaan baru. Selanjutnya, melakukan identifikasi. Dari sinilah setiap supervisor dan manager akan berperan besar membuat suasananya menjadi menyenangkan.
Memastikan dengan benar bahwa, kondisinya sangat menyenangkan adalah hal tersulit. Apalagi, kalau keadaannya berada dalam situasi tidak menyenangkan. Kebijakan harus diambil, hasilnya akan mempengaruhi lingkungan sekitar secara keseluruhan.
Perlu diketahui, saat fase ini semua harus berperan besar dan peka. Biasanya, mereka sudah menunjukkan pertanda senang atau tidak. Jika, pimpinan tersebut masih diam dan justru menyangatkan.
Tidak ada kata lain untuk segera keluar. Inilah salah satu tugas HR dimana, mereka memastikan pimpinannya berkerja dengan baik. Bukan sesuai dengan teori saja melainkan pengalaman juga cukup penting.
Kelelahan Karyawan
Berikutnya yang menjadi penyebab turnover karyawan adalah faktor kelelahan. Banyak karyawan yang merasa kewalahan dengan pekerjaan, mulai merasa stres dan kelelahan, dan itu mungkin mendorong mereka untuk berhenti dan mencari tempat kerja yang menawarkan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik.
Solusi: Pikirkan kembali distribusi ruang lingkup pekerjaan.
Untuk membantu karyawan mengatasi stres dan mengurangi pergantian karyawan:
Dampak Moral dan Menurunnya
Produktivitas Karyawan Ketika melihat rekan kerjanya terus berkurang ditambah dengan beban kerja yang dilimpahkan kepada mereka yang bertahan, lama kelamaan mereka juga tergerak untuk mengundurkan diri dan mencari kesempatan baru di tempat lain. Tidak hanya itu, kualitas produk atau jasa Anda juga berpotensi untuk berkurang karena adanya kesenjangan pengetahuan, kurangnya sumber daya manusia, dan menurunnya produktivitas karyawan. Hal ini juga berdapat pada peluang perusahaan untuk mengambil proyek tertentu.